PANTUN ANAK MUDA
read all information related to business,intrepreneur,
Laman
Beranda
Jumat, 20 Mei 2011
pantun Beriba Hati
Tudung periuk mainan putri,
mainan anak putera mahkota.
Kain yang buruk berikan kami,
untuk menghapus si air mata.
Benang kusut di buat sumbu,
jangan suka di buang - buang.
Nasib hamba sebagai tebu,
habis manis sepah di buang.
Hamba mengail ikan gulana,
orang menjala ikan beledang
Hamba menunggu sudah lama,
di mana konon tuan sekarang..
Keladang menabur benih,
benih di tabur di ujung jala.
dimana hati tak'kan sedih,
anak mati suami di penjara.
Sudah kutanya di tukang tenung,
lain dulu lain sekarang.
Tengah malam duduk termenung,
kekasih hati di sunting orang.
Bukan tudung sembarang tudung,
tudung saji dari seberang.
Bukan bingung sembarang bingung,
pautan hati di ambil orang.
Tudung saji dari seberang,
jatuhterapung dalam perigi.
Pautan hati di ambil orang,
nasib malang menimpa diri.
Tudung saji dalam perigi,
terendam air lapuk bingkainya.
Nasib malang menimpa diri,
membujang diri juga jadinya.
Telah masak rambai yang manis,
tidak mungkin 'kan muda lagi.
Bengkak mata karena menangis,
tuan tak mungkin bersua lagi.
Orang singgalang menanam tebu,
di masak orang di hari senja.
kasih sorang sudah meragu,
sedang di sayang di putus pula.
Elang dan kekek di beri makan,
beri makan keduanya.
Panjang pendek di sambungkan,
tidak mau apa 'kan daya.
Telah di pakai minyak angin,
namun kepala sakit juga.
Telah ku coba cari yang lain,
janda lama terkenang juga.
Sebetrang padang jembatan besi,
orang memancing ikan beledang.
Dua tiga boleh di ganti.
kasih janda selalu terkenang.
Dua tiga kucing berlari,
tidak sama si kucing belang.
Dua tiga gadis aku cari,
yang janda juga yang terpegang.
kennagan massa laluku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar