Laman

Rabu, 18 Mei 2011

puisi anak negeri hilir sawah

Hilir - hilir sawah di munggu,
musim apabila disiangi.
Dilahir di tuan mengaku,
di batin hamba  berejeki.

Di sangka durian kayu mati,
kiranya lapuk ranting ara.
Di sangka pancuran tempat mani,
kiranya kecipak air mata.


Berbelok jalan Gunung pati,
hendak menjelang pendakian.
Telah patut mabuk di hati,
punai di tangan di lepaskan.


Batang cempedak di halaman,
tempat bertenggger burung selindit.
Oleh musang tidak tertelan,
oleh kucing tidak tergigit.


Orang deli mendukung anak,
di dukung dengan pembadungnya.
Usah cemas ragu nan banyak,
adik kandung abang yang punya.


Tidak di sangka batang kuini,
tumbuh sebatang di tepian.
Tidak di sangka seperti ini,
putus kata dalam janjian.







1 komentar: